Selasa, 03 Juli 2018

Pengalaman Mengikuti Rekruitmen/Seleksi PT. KAI Formasi Kesehatan

Sebagai salah satu nadzar saya jika lulus rekruitmen di PT. KAI, saya akan berbagi pengalaman mengikuti berbagai tahapan seleksi di PT. KAI di blog ini. Semoga bermanfaat...

1. Seleksi Administrasi
Di sini data dan berkas-berkas yang sudah kita masukkan diperiksa kelayakannya oleh petugas. Pastikan memasukkan datanya secara teliti ya, karena sedikit saja kesalahan memasukkan data atau kurang mencantumkan berkas yang diminta, kita bisa tidak lolos.

2. Seleksi Kesehatan Awal
Setelah dinyatakan lulus seleksi administrasi, kita akan melalui seleksi kesehatan awal. Di sini berlaku sistem gugur di tiap posnya.
Pos I pengukuran tinggi badan (pria min 160 cm, wanita min 155 cm) dengan BMI normal (kalo ga salah antara 17-26). Jika lolos lanjut.
Pos II pemeriksaan visus. Jadi kita diminta duduk sambil membaca huruf-huruf di dinding pada jarak tertentu. Jika lolos lanjut.
Pos III adalah pos pemeriksaan gigi. Pada pos ini banyak sekali yang gugur. Gigi tidak boleh banyak lubang dan karang, tidak boleh gingsul, tidak boleh bergusi panjang, dan tidak boleh miring. Lanjut.
Pos IV merupakan pemeriksaan dokter. Di sini dites buta warna, tensi, dan varises. Jika lolos, diminta menyerahkan kartu peserta plus surat dari dokter tersebut ke petugas untuk diinput. Kita tinggal menunggu pengumuman kapan tahapan seleksi berikutnya diadakan.

3. Psikotes
Psikotes terdiri dari tes intelegensia umum, tes psikologi dengan diminta menggambar beberapa hal lalu menggambarkan diri sendiri, dan tes deret angka koran.

4. Wawancara
Pada tahap ini kita ditanya sesuai posisi yang kita lamar. Pertanyaan yang diajukan akan sesuai bidang dan keahlian kita. Selain itu akan ditanya tentang pengalaman kerja kita di tempat sebelumnya atau pengalaman kuliah. Selain itu akan ditanya beberapa hal mengenai kepribadian dan bagaimana cara kita mengatasi masalah sosial. Daaan pertanyaan yang sepertinya pasti diajukan adalah: apakah bersedia ditempatkan di luar pulau? Minta gaji berapa? Jadi siapkan jawaban sebaik mungkin yaaa...

5. Seleksi Kesehatan Akhir
Naaaah ini tes yang gimanaaa gitu. Hehe. Setelah lega lolos tahap seleksi yang paling mendebarkan, ternyata masih ada satu tahap lagi yang cukup menempa mental.
Kita diminta puasa sekitar 10 jam sebelum tes. Kemudian kita diminta mengisi beberapa formulir dan surat pernyataan bersedia mengikuti proses seleksi di mana dijelaskan bahwa kita akan diperiksa dari ujung rambut sampai ujung kaki alias telanjang bulat. Jika tidak bersedia, bisa mundur saat itu juga kok, jadi nggak dipaksa.
Setelah kita setuju mengikuti tes, pertama-tama kita difoto sambil memegang kertas hvs bertuliskan nama kita. Selanjutnya cek darah, urine, rontgen, visus, ekg, TB/BB, gigi, pendengaran, buta warna, dan terakhir adalah pemeriksaan fisik. Pada pos pemeriksaan fisik ini kita diminta melepaskan semua pakaian kita dengan menyisakan pakaian dalam saja (yang nantinya tetap akan dibuka, hiks). Pertama kita diminta berbalik badan untuk diperiksa varises. Selanjutnya diminta nungging sambil membuka cd untuk memeriksa ambeien, selanjutnya berbalik lagi untuk diperiksa alat kelamin kita. Selanjutnya kita diminta berbaring dan diperiksa area payudara, dada, perut, punggung, mata, telinga, dan leher. Kita juga akan dilihat cara duduk dan jalannya.
Sebenarnya seleksi tahap ini tidaklah terlalu buruk jika dilakukan secara private. Akan tetapi, satu hal yang bikin mental drop adalah kita masuk ruangan dokter tersebut tidak satu persatu melainkan beberapa orang sekaligus. Saya sendiri masuk bersama tiga peserta lainnya yang tentu bisa dibayangkan betapa malunya kami. Tapi, ya sudahlah, toh kita juga yang bersedia diperiksa. Hehe.

Setelah melalui serangkaian tes tersebut, kita tinggal menunggu hasilnya. Pengumuman biasanya dalam 2-4 minggu. Saya sendiri deg degan selama 4 minggu sebelum akhirnya memperoleh pengumuman (mungkin lama karena libur lebaran).

Ya, begitulah teman-teman sedikit gambaran tes masuk PT. KAI. Saya sendiri mengambil formasi kesehatan sebagai Apoteker, tapi rasanya posisi lain pun seleksinya tidak akan jauh beda. Semoga informasi ini cukup bermanfaat buat teman-teman yang akan mengikuti rekruitmen di PT. KAI. Good luck!

Jumat, 17 Mei 2013

Gresik? Why? :)

SIPA-ku sudah jadi, tapi rupanya untuk mengurus surat berikutnya yakni SIA (Surat Izin Apotek) perlu beberapa syarat yang harus dipenuhi dan itu butuh waktu. So, daripada blog ini sepi kuisi aja dengan kenapa aku memilih Gresik sebagai tempat kerjaku.

Mood menulis postingan ini muncul ketika beberapa hari yang lalu aku pulang kerja sekitar jam sepuluh. Perut tiba-tiba keroncongan. Alhasil aku pun berbelok sejenak untuk membeli martabak dalam perjalanan pulang ke kost. Penjual martabak tampak sedang menghitung uang dan sudah tak ada satupun pembeli. Aku pun langsung memesan martabak kepada si bapak penjual. Dengan cekatan pak penjual martabak membuatkan martabak pesananku tapi rupanya matanya sesekali curi-curi pandang ke motorku yang kuparkir dekat sekali dengan rombong si bapak. Dalam hati aku sudah tau apa yang membuat si bapak tertarik pada motorku tapi aku stay cool aja (karena laper jadi males ngajak ngomong :p ).

Daaaan akhirnya

Kamis, 04 April 2013

Mengurus SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker) dan SIA (Surat Izin Apotek) - Tambahan Part 2 "Surat Rekomendasi Sebagai Apoteker Pengelola Apotek"

Nah... kalo kita nantinya sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) alias Apoteker Penanggung Jawab (APJ), maka ada satu tahap tambahan yang harus dilakukan. Tahap tersebut adalah mengajukan permohonan sebagai APA.

Curcol dikit ya... tahap yang satu ini sempet membuatku agak down karena tak terduga serta menguras waktu dan tenaga. Bayangin aja, aku udah stay di Gresik-Surabaya trus tiba-tiba harus ngurus surat yang satu ini. Emang sih ngurus suratnya di Dinkes Gresik aja... tapi syarat-syaratnya itu lho... ada beberapa syarat yang MENGHARUSKAN aku untuk kembali ke Sleman. Udah biasa sih bolak-balik Gresik-Surabaya-Sleman, tapi masalahnya waktunya super mepet.

Waktu itu Senin tanggal 25 Februari 2013 aku baru tau kalo untuk mengajukan permohonan sebagai APA butuh syarat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan Kartu Pencari Kerja (KPK). Kedua syarat itu hanya bisa diurus sesuai dengan KTP. Sempet nyesel juga kenapa dulu harus ngurus KTP Sleman, padahal cuma beberapa tahun aja di sana... tapi nyesel ga nyesel, waktu terus berputar. Kalo ngurusi nyesel nggak kelar-kelar urusannya, ya kan? :D

So, hari itu juga Senin, 25 Februari 2013 sekitar pukul dua siang aku langsung capcus ke Sleman. Kenapa buru-buru?

Minggu, 31 Maret 2013

Mengurus SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker) dan SIA (Surat Izin Apotek) - Part 2 "Surat Keterangan Keanggotaan IAI, Surat Keterangan Kelayakan Melaksanakan Praktik Kefarmasian, Surat Rekomendasi SIPA"

Mari melanjutkan perjuangan! :D

Jadi, setelah dapat Surat Rekomendasi Lolos Butuh dari Pengurus Daerah (PD) IAI DIY dan Surat Lolos Butuh dari Dinkes Provinsi DIY, kita bawa surat itu menuju PD IAI di Jawa Timur sebagai salah satu syarat registrasi sebagai anggota IAI Jawa Timur. Berikut rincian lengkapnya:

1. Surat Keterangan Keanggotaan IAI
-Step 1-
Lokasi: Sekretariat PD IAI Jawa Timur Jl. Jojoran III/4 Surabaya, Telp. 031-77775315
Syarat: minta formulir registrasi kemudian diisi trus menyertakan lampiran berupa:
- fotokopi ijazah Sarjana Farmasi
- fotokopi ijazah Apoteker
- fotokopi Surat Sumpah
- fotokopi Surat Keterangan Pembinaan dari PD IAI asal (kalo belum dapet pembinaan, ga usah gpp)
- fotokopi Sertifikat Kompetensi
- fotokopi STRA

Selasa, 26 Maret 2013

Mengurus SIPA (Surat Izin Praktek Apoteker) dan SIA (Surat Izin Apotek) - Part 1 "Surat Lolos Butuh"

Ini kujadikan tulisan pertama di blog ini karena aku takut keburu lupa :p

Aku Apoteker lulusan Universitas Gadjah Mada yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daaaan setelah berkelana kesana kemari mencari gawe, saya pun deal dengan sebuah apotek di Gresik. Kisah "deal" dengan apotek tersebut dan kenapa di Gresik akan kuceritakan pada postingan berikutnya.

Gresik adalah sebuah kota di Prov. Jawa Timur. Karena apotek tersebut berbeda provinsi dengan asal perguruan tinggi-ku maka pertama-tama aku harus mengurus yang namanya Surat Lolos Butuh. Surat ini dikeluarkan oleh Dinkes Provinsi asal perguruan tinggi dan ditujukan untuk Dinkes Provinsi tempat kerja. Untuk memperoleh surat ini, kita harus minta rekomendasi dulu dari PD IAI (Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia). So, step-step plus syarat ngurus lolos butuh dari DIY antara lain:

Ketika Buku Harian Sudah Terlalu Biasa...


Nulis di buku harian emang privasi kita bakal terjamin. Tapi, seringkali aku merasa sayang jika berbagai pengalaman dan pelajaran hidup yang kita alami hanya disimpan sendiri. So, aku membuat blog ini. Selain sebagai tempat mencurahkan isi hati, semoga apa yang kutulis juga bermanfaat bagi yang baca (itupun kalo ada yang baca, hehe...).

Aku bakal mulai nulis semua kisah masa lalu dan selanjutnya akan kuisi dengan kisah-kisah berikutnya yang kualami. Let's staaaart \^.^/